Bermula membaca sebuah ulasan di forum internet di Cina yang
menceritakan pengalaman penulis Thread Starter (TS) yang belum lama
berwisata ke India termasuk ke sungai Gangga yang disucikan oleh umat
Hindu, di postingannya TS sangat jijik dan menceritakan betapa joroknya
India dimatanya, akhirnya TS mengupas lebih dalam tentang hal unik dan
aneh yang ada di sungai suci Gangga.
Sebuah kuil tak jauh dari tepian sungai
Bagi yang tak biasa akan merasa kurang nyaman berada di India
Hewan seperti babi, anjing, sapi dan domba bebas berkeliaran dijalan umum
Semula dia pikir negara paling kotor dan jorok adalah Pakistan atau
Bangladesh, akan tetapi apa yang dia lihat di India menjadikannya
berkesimpulan Indialah negara paling kotor dan jorok di dunia. Betapa
tidak menurut penglihatan secara langsung oleh TS menceritakan bahwa
bukan hanya sampah yang bisa dijumpai disana sini melainkan juga
kotoran hewan dan manusia serta bau yang tak tertahankan.
Belum lagi kala TS berkunjung ke sungai Gangga yang disucikan dan
menjadi legendaris di dunia, banyak hal yang menurutnya sangat tidak
bisa dipercaya dimana di sungai suci Gangga yang sering dijadikan
tempat mandi, mensucikan diri bahkan airnya untuk diminum terdapat
banyak bangkai hewan bahkan mayat manusia mengapung diatasnya.
Pemandangan yang sebelumnya tidak pernah dia lihat dibelahan dunia
manapun.
Sungai Gangga dijadikan bukan hanya untuk kepentingan ritual melainkan untuk kebutuhan sehari hari mayarakat
Mayat mengambang di sungai Gangga sering bisa dijumpai
Apa yang dilihat oleh TS tersebut memang fakta nyata benar adanya,
namun kenapa masyarakat India tetap meyakini kesuciannya? Ya jelas
karena keyakinan dan agama yang memang harus diimani, tapi bagaiman
penjelasan ilmiahnya, berikut kutipan ruanghati.com dari sebuah
penjelasan ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan barat mengenai
hal-hal aneh yang ada di seputar kejorokan sungai Suci Gangga, yang
dikutip ruanghati.com dari situs Parisada Hindu Dharma sebagai berikut,
Memang kenyataan lahiriah, kalau kita datang ketepian sungai Gangga dan
Yamuna, akan melihat sendiri airnya sangat keruh, apalagi sedang
banjir. Keruh bukan akibat erosi tanah, tapi juga karena abu hasil
pembakaran jenasah yang dihanyutkan. Malahan kadang-kadang,
bangkai-bangkai manusiapun kita temukan di sana. Mengapa sungai yang
disucikan dikotori dengan bangkai-bangkai manusia?” Umat Hindu di jagat
ini memiliki filsafat, yang dipercayai kebenarannya.
Salah satu sudut sungai Gangga
Percaya bahwa pada hakekatnya badan kasar manusia itu tak berbeda
dengan pakaian. Jika ia sudah robek atau usang, dapat dibuang begitu
saja. Badan kasar manusia, terbentuk dari unsur panca maha bhuta,
yakni: pertiwi, membentuk tulang-tulang dan daging; apah membentuk
segala cairan dalam tubuh; bayu membentuk udara yang diperlukan dalam
pernafasan; teja membentuk panas badan dan sinar mata; dan akasa
membentuk rambut dan bulu. Unsur-unsur pembentuk badan kasar tersebut,
sama dengan unsure kasar tersebut, sama dengan unsur yang membentuk
alam sementa ini. Oleh karena itulah, umat Hindu membakar jenazah, yang
bertujuan untuk mempercepat proses kembalinya unsur tersebut kepada
asalnya, yaitu alam semesta.
Burung pemakan bangkai sedang berada diatas mayat yang mengambang di sungai Gangga
Umat Hindu di India, terutama yang bertempat tinggal disekitar sungai
Gangga dan Yamuna, mereka yang mampu, dapat malakukan pembakaran mayat
dengan sempurna. Tetapi bagi mereka yang tidak mampu, membakar mayat
hanya sampai habis kayu api yang dapat disediakan. Sedangkan
tulang-tulang yang belum menjadi abu, dibuang begitu saja ke sungai
tersebut. Malahan pada saat terjadinya wabah, yang banyak menimbulkan
kematian, sehingga tidak mungkin mempu membakarnya, maka mayat-mayat
itu dihanyutkan begitu saja ke Sungai Gangga ataupun Sungai Yamuna.
Pada saat seperti inilah, pamandangan di Sungai Gangga, yang penuh
dengan bangkai bergelimpangan itu sangat mejijikkan dan mengerikan.
“Mengapa tidak menguburkannya saja, dari pada mayat-mayat itu
dihanyutkan ke sungai?” Karena kepercayaan yang sangat dalamlah, mereka
memilih menghanyutkan dari pada menguburkannya. Air Sungai Gangga tetap
suci, walaupun dikotori dengan bangkai. Kesuciannya laksana bunga
teratai yang tumbuh di kolam berlumpur. Walaupun airnya keruh tetapi
teratai itu tetap berbunga cemerlang tak ternodai Lumpur sedikit pun.
Keanehan-keanehan disekitar sungai Gangga dan Yamuna tersebut, dapat
mengundang ahli –ahli ilmu pengetahuan Barat. Para ahli tersebut,
biasanya tidak mudah percaya begitu saja. Sebelum kebenarannya dapat
dibuktikan secara ilmiah.
Dr. D,Herelle Seorang dokter bangsa Perancis yang terkenal, suatu hari
melihat sendiri, mayat-mayat mengambang di Sungai Gangga. Mayat-mayat
yang bergelimpangan di sungai itu, merupakan korban-korban keganasan
wabah kolera dan desentri. Di hilir tidak jauh dari mayat-mayat yang
menjijikkan itu, dilihat pula oleh Dr. D,Herele, orang-orang mandi
dengan asyiknya. Malahan diantara mereka ada yang meminum air sungai
tanpa merasakan jijik. Tetapi mengapa mereka tidak ketularan kolera dan
desentri yang kejam itu? Aneh! Dr. D,Herele, yang tahu betul tentang
medis sangat keheranan menyaksikan keajaiban dunia yang satu ini.
Sebagai seorang ilmuwan, dokter Prancis itu terpanggil untuk
menyelidikinya. Ia pulang, kemudian mengumpulkan kuman-kuman itu
dibawanya ke tepian Sungai Gangga. Dan dicampur dengan air Sungai
Gangga yang telah diambilnya dengan gelas. Terkejutlah! Dokter itu
keheranan. Ternyata, dalam waktu yang relative singkat, kuman-kuman
kolera dan desentri itu mati.
Penyelidikan pun dilanjutkan. Dr. D,Herelle mendekati mayat-mayat
yang mengambang di Sungai Gangga. Dengan menggunakan mikroskopnya mulai
penyelidikannya yang kedua. Terlihatlah olehnya, ternyata kira-kira
setengah meter dari mayat-mayat itu, tak seekor pun kuman desentri dan
kolera yang hidup. Dari hasil penyelidikkannya Dr. D,Herelle
menyatakan, “suatu mineral yang tak dikenal, yang terkandung oleh air
sungai Gangga, bisa membunuh kuman-kuman penyakit”.
Dr. G.E. Nelson, yaitu seorang dokter berkebangsaan Inggris, juga
mengadakan penyelidikan. Ia membuktikan, bahwa kapal-kapal yang
berlayar dari Calcutta, pelabuhan India paling timur , yang menuju
Inggris, mengambil air perbekalannya dari Sungai Hugli. Sungai Hugli,
adalah suatu muara Sungai Gangga yang airnya paling kotor. Walau
kapal-kapal itu berlayar berbulan-bulan, ternyata air yang dibawanya
masih segar, tidak berbau. Sedangkan kapal-kapal yang berlayar dari
Inggris menuju India, mengambil air perbekalan dari Pelabuhan Inggris,
setelah kapal-kapal itu berlayar selama satu minggu, setibanya di
pelabuhan India terbarat, Bombay air perbekalannya sudah berbau busuk,
tidak dapat diminum lagi, walaupun air perbekalan itu telah diganti
terusan Suez atau di Aden (Laut merah). Dari hasil penyelidikannya itu
Dr. G.E. Nelson berpendapat, “Air sungai Gangga, mengandung
anasir-ansir, yang tak dikenal, sehingga air itu tahan berbulan-bulan”.
Bahkan telah dibuktikan, bahwa air Sungai Gangga itu dapat bertahan
bertahun-tahun.
Mayat mengambang dan membusuk kadang menjadi pemandangan yang biasa di sungai Gangga
Seorang sarjana Amerika yang berasal dari Kanada, Dr. F.G. Harrison,
juga mengadakan penyelidikan terhadap keajaiban Sungai Gangga. Setelah
melakukan penyelidikan, Ia berkata: “Suatu keajaiban alam yang belum
dapat diterangkan. Ternyata, kuman-kuman kolera dan lain-lainnya, mati
dengan cepatnya, setelah dalam air sungai Gangga. Anehnya, khasiat
pembunuh kuman dari Sungai Gangga itu, akan hilang, jika air itu
dimasak. Dan jika air Sungai Gangga dicampur dengan air lain, air sumur
diterpian Sungai Gangga sekalipun, dengan seketika kuman-kuman penyakit
tidak mati malah akan berkembang biak dengan cepatnya.”
Seorang doter Prancis yang paling laku di negerinya, memilih tinggal di
tepi Sungai Gangga. Ia meninggalkan negerinya, setelah mengetahui
Khasiat dari Sunga Gangga. Dan kini, ia menjadi sorang sadhu, orang
suci Hindu.
Seorang Amerika, yang baru mendapat title dotor dalam filsafat dari
Benares Hindu University (BHU) sejak menulis thesisnya, ia meninggalkan
asrama walaupun asrama itu mewah. Ia memilih hidup di sebuah perahu,
yang mengambang ditepian Sungai Gangga. Kalau ia mandi, tidak pernah
memakai sabun. “Percuma”, katanya. Ia percaya bahwa air Sungai Gangga
saja sudah membunuh segala kuman yang mungkin ada di badan.
Jadi, setelah kita mendengar pembutian-pembuktian ini, menganggap
wajarlah, bila orang-orang Hindu dari segenap penjuru, datang dan mandi
di Sungai Gangga maupun di Sungai Yamuna. Mereka datang, karena
terpanggil oleh keistimewaan kedua sungai itu, keistimewaan yang tak
ada duanya di dunia ini. Bagi yang belum percaya, walau sudah diadakan
penyelidikan-penyelidikan.
Diposting oleh
zandhecassanova.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar